I. TINJAUAN PUSTAKA
Istilah sel
dalam bahasa Yunani : kytos = sel , bahasa Latin : Cella = Ruang kosong.
Pertama kali digunakan oleh Robert Hooke (1635-1703) pada waktu mengamati
irisan gabus dengan menggunakan mikroskop, ia melihat irisan tersebut terdiri
atas ruang-ruang kecil yang berbentuk seperti kotak. Sel merupakan kesatuan dasar struktural dan fungsional makhluk hidup.
Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Makhluk
hidup yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup ber sel tunggal
(uniseluler) dan makhluk hidup bersel banyak (multiseluler) ( Anna Poedjiadi,
2009 ).
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris
Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang
dirancangnya sendiri. Kata sel
berasal dari bahasa latin yaitu cellula yang
berarti rongga/ruangan.
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi
dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom
asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular),
misalnya bakteri, archaea serta jumlah fungi dan protozoa. Atau dari banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap
sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Sel adalah satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Sel
disebut juga satuan fungsional makhluk hidup karena di dalam sel terjadi proses
metabolisme dan berbagai proses kehidupan, seperti reproduksi dan eksresi.
Makin besar ukuran tubuh makhluk hidup, makin banyak jumlah sel penyusunnya.
Sebagai penyusun tubuh makhluk hidup, sel dapat dianalogikan dengan batu bata
yang menyusun suatu bangunan ( Dwidjoseputro, 1994 )
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel
mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk
hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan ameba. Makhluk
hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia,
merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe
sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,
tersusun atas lebih dari 10 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua
organisme berasal dari hasil pembelahan satu
sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya,
sementara tubuh tikus berasal
dari pembelahan sel telur induknya
yang sudah dibuahi (Wiiliam Bechtel,2006 )
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi
dasar kehidupan.semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Oleh karena itu, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh
kehidupannya terpenuhi.
Semua organisme selular terbagi kedalam dua golongan besar berdasarkan
arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme
eukariota. Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai
organisasi internal sel yang relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi
menjadi dua kelompok yang besar, yaitu eubakteria yang meliputi hampir seluruh
jenis bakteri, dan archaea. Kelompok prokariota sangat mirip dengan bakteri dan
berkembang biak dilingkungan yang ekstrem seperti sumber air panas yang
bersifat asam atau air yang mengandung garamyang sangat tinggi. Genom
prokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA ( Asnani, 2009 )
II. HASIL PENGAMATAN
Gambar Hasil
Pengamatan
●Preparat
: sel gabus ( Manimut utilisima )
Pembesaran
10 x
penjelasan
:
Sel
gabus merupakan sel kosong atau mati, di katakan kosong dikarnakan tidak adanya
intisel dan organ oragan lain nya.
●Preparat
: sel bawang merah ( Alium cepa )
Pembesaran
10 x
penjelasan
:
Sel
bawang merupakan sel hidup, dapat kita lihat gambar di atas terlihat bahwa di
dalam dinding sel memiliki inti sel (nukleus).
●Preparat
: sel hidrila ( Hydrilla verticilata )
Pembesaran
10 x
Pengamatan
:
Telah
kita lihat bahwa sel hidrilla berwarna hijau yang di penuhi oleh butir-butur klorofil
yang memenuhi sel hidrilla. Dan hidrila memiliki aliran cairan sitoplasma.
●Prepasat
: sel hewan atau sel mukosa
Pembesaran
10 x
Penjelasan
:
Setelah
kita lihat bahwa sel hewan bentik nya tidak beraturan, di sebabkan tidak adanya
diding sel yang di miliki sel hewan.
III. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan, kita
dapat membedakan antara sel tumbuhan dan sel hewan. Diantaranya :
Pada Sel
Tumbuhan
1. Dinding sel
atau membran plasma adalah struktur terluar sel yang memiliki fungsi untuk
melindungi dan menyokong atau memberi bentuk sel. Penyusun dinding sel adalah
selulosa, hemiselulosa, senyawa pektin, senyawa lemak, kutin, suberin, dan
lilin. Karena dinding sel sangat kuat dan kaku, untuk kombinasi atau hubungan
antara sitoplasma satu sel dengan sitoplasma sel lainnya, perlu adanya jembatan
penghubung antar sel yang dinamakan plasmodesmata. Plasmodesmata berupa celah
atau noktah-noktah.
2. Inti sel yaitu organel sel yang sangat penting karena berperan dalam
pengaturan/pengendalian semua proses atau aktivitas yang terjadi di dalam sel.
Letak inti sel terlindung oleh membran inti. Nukleus memiliki bentuk yang
bervariasi antara lain bulat, oval, lonjong atau gepeng. Hal tersebut berkaitan
dengan aktifitas sel. Susunan molekul membran sel yaitu berupa lipoprotein.
Nukleus atau inti sel tersusun atas tiga komponen utama, yaitu membran nukleus,
plasma inti dan anak inti. Inti sel dapat di jumpai pada sel tumbuhan dan sel
hewan.
Pada Sel
Hewan
1. Membran sel
adalah struktur terluar sel yang memiliki fungsi untuk melindungi dan menyokong
atau memberi bentuk sel. Pada sel hewan, membrane sel merupakan komponen sel
yang terletak paling luar. Membran ini tersusun dari dua lapisan yang terdiri
dari fosfolipid dan protein (hipoprotein). Satu unit fosfolipid terdiri atas
bagian kepal;a polar yang bersifat hidrofilik dan bagian ekor nonpolar bersifat
hidrofobik.
2. Inti sel yaitu organel sel yang sangat penting karena berperan dalam pengaturan/pengendalian
semua proses atau aktivitas yang terjadi di dalam sel.
Sel
dalam organisme multiseluler dapat
mengalami suatu kematian terprogram yang berguna untuk pengendalian populasi
sel dengan cara mengimbangi perbanyakan sel, misalnya untuk mencegah
munculnya tumor. Kematian
sel juga berguna untuk menghilangkan bagian tubuh yang tidak diperlukan.
Contohnya, pada saat pembentukan embrio, jari-jari
pada tangan atau kaki manusia pada mulanya saling menyatu, namun kemudian
terbentuk berkat kematian sel-sel antarjari. Dengan demikian, waktu dan tempat
terjadinya kematian sel, sama seperti pertumbuhan dan pembelahan sel, merupakan
proses yang sangat terkendali. Kematian sel semacam itu terjadi dalam proses
yang disebut apoptosis yang dimulai ketika suatu
faktor penting hilang dari lingkungan sel atau ketika suatu sinyalinternal diaktifkan. Gejala awal apoptosis ialah
pemadatan nukleus dan fragmentasi DNA yang
diikuti oleh penyusutan sel.
Kemampuan
sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan sinyal dari dan kepada sel lain, menentukan interaksi antar organisme uniseluler serta mengatur fungsi dan perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain
dalam proses quorum sensing ( pengindraan kuorum ) untuk
menentukan apakah jumlah mereka sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan
berkomunikasi untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.
Setiap sel
berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap
kehidupan sel antara pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut
sebagai siklus sel. Pada kebanyakan sel, siklus
ini terdiri dari empat proses terkoordinasi, yaitu pertumbuhan sel, replikasi DNA, pemisahan DNA yang sudah
digandakan ke dua calon sel anakan, serta pembelahan sel. Pada bakteri, proses pemisahan DNA ke calon sel anakan
dapat terjadi bersamaan dengan replikasi DNA, dan siklus sel yang berurutan
dapat bertumpang tindih. Hal ini tidak terjadi pada eukariota yang siklus selnya terjadi
dalam empat fase terpisah sehingga laju pembelahan sel bakteri dapat lebih
cepat daripada laju pembelahan sel eukariota. Pada eukariota, tahap
pertumbuhan sel umumnya terjadi dua kali, yaitu sebelum replikasi DNA
(disebut fase G1, gap 1) dan sebelum
pembelahan sel (fase G2). Siklus sel bakteri tidak wajib
memiliki fase G1, namun memiliki fase G2 yang
disebut periode D. Tahap replikasi DNA pada eukariota disebut fase S (sintesis),
atau pada bakteri ekuivalen dengan periode C. Selanjutnya, eukariota memiliki
tahap pembelahan nukleus yang disebut fase M (mitosis).
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang di lakukan dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Sel tumbuhan dan sel
hewan sama-sama memiliki inti sel.
2.
Sel tumbuhan memiliki
dinding sel, sedangkan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel hanya memiliki
membran sel.
3.
Sel
tumbuhan memiliki bentuk yang teratur, sedangkan sel hewan memiliki bentuk yang
tidak beraturan.
4.
Bentuk
dari sel tumbuhan terlihat rapih seperti susunan batu bata, sedangkan bentuk
dari sel tumbuhan tidak rapih diibaratkan bagaikan minyak kelapa
yang tertuang dalam air jernih
5. Suatu sel dikatakan mati apabila pada saat
dilihat di bawah mikroskop memiliki ruang-ruang kosong pada protoplasmanya,
karena sel yang hidup memiliki isi pada protoplasmanya. Sel mati tersebut
ditunjukan pada pengamatan sayatan gabus singkong.
6. Suatu sel dikatakan hidup apabila mengandung
protoplasma yang mencakup sitoplasma yang berisi organel-organel, seperti inti
sel, plastida, mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, diktiosom dan
mikrobodi.
Daftar
pustaka
●Bechtel,
Wiiliam (2006) (dalam bahasa Inggris). Discovering Cell
Mechanisms: The Creation of Modern Cell Biology. Cambridge:
Cambridge University Press. ISBN 9780521812474.
●Dwidjoseputro,
D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta
: Djambatan
●Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia, edisi revisi, Jakarta:
UI-Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar