I. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk
pembicaraan lebih lanjut perlu kiranya di uraikan serba singkat tentang
evolusi. Ciri tubuh makhluk hidup itu di timbulkan oleh faktor pewarisan dan
lingkungan. Satuan pewarisan yang terkecil adalah gen, yang terdapat berderet
pada kromosom. Kromosom terdapat berpasang pasangan dalam inti sel (
Poesponegoro,2008 ).
Aspek
penting dalam analisa genetik adalah pemetaan genetik. Pemetaan genetik
merupakan suatu cara untuk menetukan urutan gen-gen di dalam suatu kromosom.
Selain itu, pemetaan genetik juga di gunakan untuk menentukan jarak relatif
antara suatu gen dengan gen yang lain. Dalam pemetaan genetik, jarak antara
lokus-lokus yang berkombinasi akan menentukan frekuensi rekombinasi (
Yuwono,2006 ).
Proses
kombinasi tampaknya tidak jauh berbeda dari mengacak dua tumpukan kartu.
Gen-gen yang saling berdekatan pada kromosom memiliki kemungkinan kecil untuk
terpisah. Dengan melihat frekuensi terjadinya kombinasi genetika baru pada
keturunan hasil persilangan, para ahli biologi dapat mulai mencari tahu posisi
gen-gen yang bertautan satu sama lain pada kromosom ( brookes,2005 ).
Perlu
diketahui, bahwa kekuatan tautan gen dapat bergantung pada jarak antar gen yang
terpaut tersebut. Semakin dekat maka kekuatannya akan semakin besar atau
frekuensinya akan tinggi. Telah di ketahui bahwa gen-gen terletak di dalam satu
kromosom terdapat beratus-ratus bahkan beribu-ribu gen ( Ferdinan,2007 ).
II. PEMBAHASAN
Kromosom adalah suatu
struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik dalam sel
disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma
yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer /
kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom
yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang).
Istilah kromosom pertama kali dikemukakan oleh Weldeyer (1888) dan kromosom
berasal dari bahasa latin (krom = warna; soma=tubuh, badan). Ukuran kromosom
bervariasi dari satu spesies ke spesies yang lainnya. Panjang kromosom berkisar
antara 0,2 sampai dengan 50 µ, dan berdiameter 0,2 sampai dengan 20 µ. Gen
berasal dari bahasa Belanda: gen adalah unit pewarisan sifat bagi organisme
hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA yang menyandi suatu protein,
polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang
memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang
berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai
regulator (pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional
lainnya. Resesif adalah
sifat-sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu
perkawinan sifat ini dapat dikalahkan (ditutupi) oleh sifat pasangannya. Gen resesif adalah
gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan
alelanya. Sifat resesif disimbolkan dengan huruf kecil. Pada
jagung (Zea mays) dikenal gen dominan G yang bila homozigotik
menyebabkan tanaman dapat membentuk klorofil (zat hijau daun) secara normal,
sehingga daun berwarna hijau benar. Alelnya resesip g bila homozigotik (gg)
akan memperlihatkan pengaruhnya letal, sebab klorofil tidak akan berbentuk sama
sekali pada daun lembaga, sehingga kecambah akan segera mati. Tanaman
heterozigot Gg akan mempunyai daun hijau kekuningan, tetapi dapat hidup terus
sampai menghasilkan buah dan biji, jadi tergolong normal. Jika 2 tanaman
yangdaunnya hijau kekuninan dikawinkan maka keturunannya akan memperlihatkan
perbandingan 1 berdaun hijau normal: 2 berdaun hijau kekuningan. Evolusi secara sederhana
didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat atau frekuensi gen suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Evolusi adalah
merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya membuka gulungan
atau membuka lapisan. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris
evolution yang berarti perkembangan secara bertahap. Populasi mendelian yang berukuran besar
sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara
individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama
untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun
berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan
senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H.
Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,.
sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan
Hardy-Weinberg.
No
|
Gen resesif
|
kelompok
|
Adalah
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
|||
1
|
Telinga yang menempel
|
4
|
2
|
2
|
4
|
1
|
13
|
2
|
Lidah menggulung
|
2
|
3
|
3
|
1
|
2
|
11
|
3
|
Letak batas rambut
|
3
|
0
|
3
|
1
|
3
|
8
|
4
|
Jari jempol yang mudah di bengkok
|
1
|
2
|
3
|
4
|
4
|
14
|
jumlah
|
46
|
1. telinga yang menempel 2.
Lidah yang dapat di gulung
q² = 13/46 = 0.28 q²
= 11/46 = 0.23
q = √0.28 = 0.52 q
= √0.23 = 0.47
p = 1 – 0.52 = 0.48 p =
1 – 0.47 = 0.53
p² + 2 pq + q² = 1 p²
+ pq + q² = 1
(0.48)² +2
(0.48)(0.52) + 0.28 = 1 (0.53)²
+ 2 (0.53)(0.47) + 0.23 =1
0.23 + 0.47 + 0.17
= 1 0.28
+ 0.49 + 0.17 = 1
1 = 1
3. letak batas rambut 4.
Lidah yang dapat di gulung
q² = 8/46 = 0.17 q²
= 14/46 = 0.30
q = √0.17 = 0.41 q
= √0.30 = 0.54
p = 1 – 0.41 = 0.59 p =
1 – 0.54 = 0.46
p² + 2 pq + q² = 1 p²
+ pq + q² = 1
(0.59)² +2
(0.59)(0.41) + 0.17 = 1 (0.46)²
+ 2 (0.46)(0.54) + 0.30 =1
0.34 + 0.49 + 0.17
= 1 0.21
+ 0.49 + 0.30 = 1
III. PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang di akukan dapat di tarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kromosom
adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik
dalam sel disimpan.
2. Gen resesif adalah gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh
gen lain yang merupakan pasangan alelanya.
3.
Gen adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup
4.
Evolusi
didefinisikan sebagai perubahan sifat-sifat atau frekuensi gen suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
5. Dengan adanya sistem kawin acak, frekuensi alel akan senantiasa konstan
dari generasi ke generasi, prinsip ini dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg.
B. Saran
Pada praktikum kali ini
praktikan di tinjau, harus berhati hati saat praktikum berlangsung, pemahaman
materi di tekankan, kebersiahan, dan kenyamanan dalam praktikum di wujudkan dan
pada saat meteri di sampaikan pemateri di harapkan bisa memahami kekurangan
praktikan, karna praktikan tidak semua bisa mengerti. Tidak lupa pula jika ada
kesalahan mohon di maklumi.
DAFTAR PUSTAKA
Brookes, Martin.2005. BENGKEL ILMU : GENETIKA. Erlangga,
Jakarta.
Ferdinand, Fiktor.2007. PRAKTIS BELAJAR BIOLOGI. PT Grafindo
Media Pratama, Bandung.
Poesponegoro, Marwati
Djoened.2008. SEJARAH NASIONAL
INDONESIA. Balai Pustaka, Jakarta.
Yuwono, Triwibowo.2006. BIOLOGI MOLEKULER. Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar