Rabu, 04 Juni 2014

Sejarah dan Proses Pembuatan Bioetanol


PENDAHULUAN



Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan baku nabati. Dalam buku ini akan dibahas tentang karakterisasi bioetanol, prospek bioetanol, manfaat dan kebutuhan nasional serta peluang pasarnya. Pembahasan lebih fokus pada proses  pembuatan bioetanol dari mulai penyediaan bahan baku, proses, aspek fermentasi sampai pada pengawasan mutunya. Bahan baku meliputi bahan baku sumber gula diantaranya adalah molases dan nira, bahan baku sumber pati yaitu ubikayu, jagung serta ubi-ubian lain, serta bahan baku sumber serat (lignoselulosa) diantaranya tongkol jagung, sekam dan sebagainya. Bab bahan baku juga dibahas bahan pembantu untuk produksi bioetanol. Proses pembuatan bioetanol dibedakan menjadi tiga berdasarkan bahan bakunya yaitu bahan baku sumber gula, pati dan serat. Proses pembuatan bioetanol meliputi aspek fermentasi dan destilasinya. Disamping itu buku ini juga membahas produk samping, perlengkapan teknis produksi dan pengawasan dan pengendalian mutu dalam industri bioetanol.
Bioethanol adalah ethanol yang diproduksi dari tumbuhan. Bioethanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi bensin, namun mampu juga menurunkan emisi CO2. Dalam hal prestasi mobil, bioethanol dan gasohol (kombinasi bioethanol dan bensin) tidak kalah dengan bensin. Pada dasarnya pembakaran bioethanol tidak menciptakan CO2 netto ke lingkungan karena zat yang sama akan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sebagai bahan baku bioethanol. Bioethanol bisa didapat dari tanaman seperti tebu, jagung, gandum, singkong, padi, lobak, gandum hitam.Biodiesel serupa dengan bioethanol, biodiesel telah digunakan di beberapa negara sebagai pengganti solar. 
(Bio)Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.
Campuran dari (Bio)etanol yang mendekati kemrunian untuk pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang mengembangkan proses distilasi pada masa Kalifah Abbasid dengan peneliti yang terkenal waktu itu adalah Jabir ibn Hayyan (Geber), Al-Kindi (Alkindus) dan al-Razi (Rhazes). Catatan yang disusun oleh Jabir ibn Hayyan (721-815) menyebutkan bahwa uap dari wine yang mendidih mudah terbakar. Al-Kindi (801-873) dengan tegas menjelaskan tentang proses distilasi wine. Sedangkan (Bio)etanol absolut didapatkan pada tahun 1796 oleh Johann Tobias Lowitz, dengan menggunakan distilasi saringan arang.
Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa (Bio)etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Nicolas-Théodore de Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Limapuluh tahun kemudian (1858), Archibald Scott Couper menerbitkan rumus bangun etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus bangunnya. Etanol pertama kali dibuat secara sintetis pada tahu 1829 di Inggris oleh Henry Hennel dan S.G.Serullas di Perancis. Michael Faraday membuat etanol dengan menggunakan hidrasi katalis asam pada etilen pada tahun 1982 yang digunakan pada proses produksi etanol sintetis hingga saat ini.
Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat, pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah dapat menggunakan (bio)etanol sebagai bahan bakarnya. Namun pada tahun 1920an bahan bakar dari petroleum yang harganya lebih murah telah menjadi dominan menyebabkan etanol kurang mendapatkan perhatian. Akhir-akhir ini, dengan meningkatnya harga minyak bumi, bioetanol kembali mendapatkan perhatian dan telah menjadi alternatif energi yang terus dikembangkan.
Ahli Kimia Perancis, Louis Pasteur adalah seorang zymologist pertama ketika pada tahun 1857 mengkaitkan ragi dengan fermentasi. Ia mendefinisikan fermentasi sebagai "respirasi (pernapasan) tanpa udara". Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akanspritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillheaddapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.



PEMBAHASAN



Secara umum, produksi bioethanol ini mencakup 3 (tiga) rangkain proses, yaitu: Persiapan Bahan baku, Fermentasi, dan Pemurnian atau Destilasi.

Persapan Bahan Baku

Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava), gandum (grain sorghum) dan bahan lainnya. Persiapan bahan baku beragam bergantung pada bahan bakunya, tetapi secara umum terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:
·         Tebu dan Gandum manis harus digiling untuk mengektrak gula
·         Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik- Pemasakan, Tepung dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi gula kompleks (liquefaction) dan sakarifikasi (Saccharification) dengan penambahan air, enzyme serta panas (enzim hidrolisis). Pemilihan jenis enzim sangat bergantung terhadap supplier untuk menentukan pengontrolan proses pemasakan. Tahap Liquefaction memerlukan penanganan sebagai berikut:

·         Pencampuran dengan air secara merata hingga menjadi bubur
·         Pengaturan pH agar sesuai dengan kondisi kerja enzim- Penambahan enzim (alpha-amilase) dengan perbandingan yang tepat- Pemanasan bubur hingga kisaran 80 sd 90 C, dimana tepung-tepung yang bebas akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly) seiring dengan kenaikan suhu, sampai suhu optimum enzim bekerja memecahkan struktur tepung secara kimiawi menjadi gula komplek (dextrin). Proses Liquefaction selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses menjadi lebih cair seperti sup. Tahap sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan proses sebagai berikut:- Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja
·         Pengaturan pH optimum enzim
·         Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat
·         Mempertahankan pH dan temperature pada rentang 50 sd 60 C sampai proses sakarifikasi selesai (dilakukan dengan pengetesan gula sederhana yang dihasilkan).

Fermentasi

Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2.
Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sd 32 C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan. Selanjutnya ragi akan menghasilkan ethanol sampai kandungan etanol dalam tangki mencapai 8 sd 12 % (biasa disebut dengan cairan beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi.

Destilasi

Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi.
Distilasi Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol).Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 – 100 C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume. Prosentase Penggunaan Energy.




PENUTUP



KESIMPULAN

1.      Proses destilasi tidak bisa di lakukan tanpa adanya proses fermentasi terdahulu untuk mendapatkan gula atau alkohol pada bahan pangan atau masih berbentuk padatan.
2.      Dalam proses destilasi yang perlu di perhatikan adalah pengaturan suhu dan tekanannya.
3.      Dalam proses fermentasi sebelumnya bahan sudah berbentuk seperti tepung agar mudah di fermentasikan.
4.      Untuk menghasilkan alkohol salah satunya di campurkan ragi.
5.      Hasil dari destilasi bergantung pada komuditi, alat destilator, pencampuran atau fermentasi dan pengaturan pada destilator.

Saran

Dalam mencari ilmu kapan dan di mana saja bisa, dan janganlah banyak mengeluh karna banyak peghalang atau masalah yang menghalangi kita, semangat untuk belajar , jangan cepat puas dalam belajar agar kita selalu mencari ilmu-ilmu yang lain untuk di pelajari



DAFTAR PUSTAKA




Minggu, 01 Juni 2014

Transportasi Membran Sel

I.  TINJAUAN PUSTAKA
Membran sel merupakan organnel yang terletak paling luar dan memiliki banyak fungsi, antaralain sebagai pembatas sel dan sebagai alat untuk transportasi zat. Membran sel bersifat seleksitif permeabel dan dapat mengatur jenis serta jumlah zat yang di transpor. Struktur membran di lukiskan sebagai model mozaik cair. ( Isnaeni,2006 )
Satu sel di batasi oleh lapisan tipis yang di sebut membran sel (plasmalema). Membran sel tersusun aatas molekul-molekul protein lapisan senyawa lemak (fosfollipid), air, karbohidrat dan sedikit kolestrol. Setiap lapisan lemak, tersusun atas gugus lipid dan fosfat. Gugus lipid dari fosfolipid  bersifat tidak suka air (hidrofibik), sedangkan gugus fosfat bersifat suka air (hidrofilik). ( Firmansyah,2007 )
Di luar inti dan sitoplasma, terdapat membran sel. Membran sel menjadi sangat penting karena membran yang membatasi sel dengan lingkungan luar, menjaga aktivitas sel tetap berlangsung, dan menyeleksi benda atau zat yang dapat masuk kedalam sel. Membran sel atau plasma membran adalah bagian sel yang membatasi sitoplasma. Membran sel tidak bisa di lihat menggunakan mikroskop biasa. ( Ferdinan dan Ariwibowo, 2007 )
Transpor molekul antar sel di mungkinkan terjadi karna membran plasma yang bersifat semi permiabel. Membran plasma adalah selaput tipis yang terdiri atas lapisan ganda fosfolipid dengan gumpalan-gumpalan protein. Gumpalan protein yang menggumpal di permukaan lapisan fosfolipid disebut protein perifer, sedangkan gumpalan lainnya yang menembus lapisan fosfolipid di sebut protein intergral. ( Setiawati dan Furqonita,2007 )



II.   PEMBAHASAN
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane, plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma. Dalam transportasi membran sel ada empat proses yaitu difusi, osmosis, turgor dan plasmalisis.
1. Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d ifusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.
Cantoh percobaan:

2. Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Contoh praktikum:

Telah kita teliti bahwa kentang yang sudah dibuat seperti mangkuk dan di isi dengan garam dan dam masing-masing di rendam dengan air biasa dan air garam, ternyata kentang yang di beri air biasa lebih cepat penyerapan air nya di banding kan kentang yang satunya lagi.
3. Turgor
turgor adalah tekanan yang mendorong membran sel terhadapdinding sel pada tumbuhan, bakteria, dan fungi, serta pada sel protista yang tidak memiliki dinding sel. Tekanan ini menyebabkan turgiditas sel dan disebabkan oleh timbulnya aliran osmosis air dari bagian dengan konsentrasi terlarut rendah (hipotonik) di luar sel ke dalam vakuola sel yang memiliki konsentrasi terlarut lebih tinggi. Stomata membuka jika tekanan turgor sel penutup tinggi, dan menutup jika tekanan turgor selpenutup rendah.Ketika air dari sel tetangga memasuki sel penutup, sel penutup akan memiliki tekanan turgoryang tinggi. Sementara itu, sel tetangga yang telah kehilangan air akan mengerut, sehinggamenarik sel pennutup kebelakang, maka stomata terbuka. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata akibat tekanan Turgor. Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel oleh isi sel, banyak sedikitnya isi selberhubungan dengan besar kecilnyatekanan pada dinding sel. Semakin banyak isisel, semakin besar tekanan dinding sel. Tekanan turgor terbesar terjadi pada pukul04.00-08.00. Stomata akan membuka jika kedua sel penjagameningkat.Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalamselpenjaga tersebut.
Contoh percobaan:

Telah kita lihat bahwa kentang yang di potong tipis-tipis tesebut di masukkan di sebuah yang berisi air biasa dan larutan garam, ternyata kentang yang di masukkan air biasa langsung tenggelam di bandingkan di masukkan ke dalam larutan garam, karna ada nya proses turgor.
4. Plasmalisis
Plasmalisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan  hipertonik  (larutan garam lebih dari 1%). Plasmolisis merupakan  proses yang secara nyata menunjukkan bahwa  pada sel, sebagai unit terkecil kehidupan, terjadi sirkulasi keluar-masuk suatu zat. Adanya sirkulasi ini menjelaskan bahwa sel dinamis dengan lingkungannya. Jika memerlukan materi dari luar maka sel harus mengambil materi itu dengan segala cara, misalnya dengan mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar bisa masuk. Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis.
Contoh percobaan:

 Sebelum   
 Sesudah
                      
Telah kita amati bahwa sel Rhoeo discolor akan tejadi perubahan warna dan pengerutan pada vakoala jika di berikan larutan hipertonik seperti gambar di atas, sel Rhoeo discolor yang di beri larutan garam.




III.   PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang di lakukan dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Transportasi membran sel di bedakan menjadi empat proses yaitu difusi, osmosis, turgor dan plasmalisis.
2. Difusi sederhana berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.
3. Hipertonis adalah Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel. Sedangkan isotonis adalah larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel.
4. Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel oleh isi sel. Tekanan turgor terbesar terjadi pada pukul04.00-08.00.

B. Saran
Dalam menjalani praktikum perlulah ketelitian dalam mengamati percobaan, setiap sebelum praktikum perlu di ingat kan bahwa bahan dan alat praktikum sudah siap di gunakan dan tidak ketelitian dalam membuat laporan itu mohon di maklumi, sebelumnya mohon maaf atas semua kesalahan dalam pembuatan laporan ini, sekian terima kasih.



Daftar Pustaka
Ferdinan, dan Ariwibowo.2007. Praktis Belajar Biologi.Bandung: Grafinda Media Pratama.
Firmansyah, Rikky, dkk.2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Isnaeni, Wiwi.2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Setiawati, Tetty, dan Deswaty Fuqonita.2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka press.


Organisme dan Lingkungannya

I.  TINJAUAN PUSTAKA
Kehidupan sebetulnya adalah proses pertukaran energi antara organisme dan lingkungan. Melalui tumbuhan hijau, energi sinar matahari di ikat dan di ubah menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa gula. Sifat dan susunan tumbuhan sangat berpengaruh oleh keadaan lingkungannya, setiap organisme atau bagiannya yang memungkin organisme itu hidup pada keadaan lingkungan tertentu di sebut adaptasi ( Anshory,2008 ).
Objek atau kajian dalam biologi sangat luas. Akan tetapi, pada dasarnya, persoalan yang di kaji dalam bidang. Biologi meliputi beberapa tema dasar yaitu  biologi sebagai proses penemuan, sejarah konsep biologi, evolosi, keaneka ragaman dan keseragaman, genetika dan kelangsungan hidup, organisme dan lingkungan, biologi prilaku struktur dan fungsi, serta  regulasi ( Ferdinan,2007 ).
Agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan kelestarian hidupnya, setiap organisme di tuntut untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungan akan tetap hidup dan yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan mati dan dapat menyebabkan kepunahan dari jenisnya ( Kadaryanto,2006 ).
Suatu organisme hidup pada dasarnya adalah meteri fisikakimiawi yang menunjukan kompleksitas berderajat tinggi, mempu melakukan regulasi sendiri, memiliki metabolisme dan memperbanyak dirinya selama hidupnya. Organisme hidup memiliki mekanisme regulasi bawaan dan berinteraksi dengan linkungan untuk mempertahankan integritas struktural dan fungsionalnya ( Fried,2005 ).
II.  PEMBAHASAN
Organisasi kehidupan tingkat komunitas  merupakan sekelompok populasi yang hidup dalam suatu daerah dan menempati lingkungan yang sama. Komunitas merupakan organisasi kehidupan yang memiliki banyak objek untuk diamati.  Organisasi kehidupan tingkat ekosistem  merupakan beberapa macam populasi yang berinteraksi dengan lingkungannya tempat mereka hidup baik dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Di dalam ekosistem, organisasi kehidupan berlangsung sangat kompleks. Antarpopulasi terdapat suatu hubungan simbiosis serta siklus energi dan materi. Siklus energi ini terjadi melalui suatu peristiwa makan dimakan yang membentuk sebuah rantai makanan. Bahkan terdapat siklus energi yang lebih luas dan rumit dalam suatu jaring-jaring makanan. Organisasi kehidupan tingkat bioma  merupakan organisasi kehidupan yang cukup beragam, khususnya jenis makhluk hidup di dalamnya. Bioma adalah satuan daerah daratan yang luas di bumi bercirikan sejenis tumbuhan dominan di daerah tersebut.  Seleksi alam merupakan proses penyeleksian secara alamiah oleh lingkungan sekitar (alam). Sehingga bila makhluk hidup tidak mampu beradaptasi dengan baik maka akan terseleksi dengan sendirinya oleh alam. Alam akan mempertahankan individu dengan sifat yang baik yang mampu bertahan hidup pada lingkungan sekitar. Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis. Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik (organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis. konsumen adalah organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Dekomposer adalah organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati menjadi zat-zat organik sederhana. Zat-zat sederhana ini akan digunakan kembali oleh produsen sebagai bahan nutrisi untuk membuat makanannya. Proses tersebut akan berlangsung terus-menerus di dalam suatu ekosistem.



III.  PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang di lakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Organisasi kehidupan tingkat komunitas  adalah  sekelompok populasi hidup yang  menempati lingkungan yang sama.
2.      Organisasi kehidupan tingkat ekosistem  adalah  beberapa macam populasi yang berinteraksi dengan lingkungannya.
3.      Organisasi kehidupan tingkat bioma  adalah organisasi kehidupan yang cukup beragam, khususnya jenis makhluk hidup.
4.      Adaptasi adalah cara organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup.
5.      Dekomposer adalah organisme yang menguraikan sisa organisme yang telah mati menjadi zat organik sederhana.

B. Saran
Dalma praktikum ini dapat kita ambil sebuah pesan, pada dasarnya harus teliti tentang apa yang di praktikumkan, keseriusan dalam praktikum harus di tekankan agar praktikan bisa mendapat hasil praktikum secara maksimal, agar praktikum berjalan dengan benar, praktikan di sarankan untuk dapat memahami dulu teori apa yang akan di praktikumkan, dan tidak lupa pula jika ada kesalahan dalam laporan ini mohon di maklumi, sekian terimakasih.



DAFTAR PUSTAKA
Anshory ch, Nasruddin. 2008. KEARIFAN LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF BUDAYA  JAWA. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Ferdinan, dan Ariwibowo. 2007. PRAKTIS BELAJAR BIOLOGI. Grafindo Media Pratama, Jakarta.
Fried, George H, dan George J.Hademenos.2005. BIOLOGI EDISI KEDUA. Erlangga, Jakarta.

Kadaryati.2006. BIOLOGI 3. Yudistira, Jakarta.