Rabu, 28 Mei 2014

Sejarah dan Proses Pembuatan Biogas


PENDAHULUAN



Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan adalah energi biogas dengan memproses limbah bio atau bio massa di dalam alat kedap udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran ternak bahkan tinja manusia, sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya. Namun, sebagian besar terdiri atas kotoran ternak.

Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil.

Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif.



PROSES PEMBUATAN BIOGAS



A. Sejarah Biogas


Sebelum kita masuk ke proses pembuatan biogas lebih baiknya kita ketahui dahulu bagai mana sejarah dan perjalannya sehingga bisa mendunia yang sering di sebut energy terbarukan, mari kita simak sedikit sejarah tentang biogas.
Sejarah awal penemuan biogas pada awalnya muncul di benua Eropa. Biogas yang merupakan hasil dari proses anaerobik digestion ditemukan seorang ilmuan bernama Alessandro Volta yang melakukan penelitian terhadap gas yang dikeluarkan rawa-rawa pada tahun 1770. Dan pada tahun 1776 mengaitkankannya dengan proses pembusukan bahan sayuran, sedangkan Willam Henry pada tahun 1806 mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai metan. Pada perkembangannya, pada tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Selanjutnya, tahun 1884 seorang ilmuan lainnya bernama Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan mediasi kotoran hewan. Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan metan. Sedangkan dalam kebudayaan  Mesir, China, dan Roma kuno diketahui telah memanfaatkan gas alam ini untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas.

Perkembangan biogas mengalami pasang surut, seperti pada akhir abad ke-19 tercatat Jerman dan Perancis memanfaatkan limbah pertanian menjadi beberapa unit pembangkit yang berasal dari biogas. Selama perang dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa lainnya yang membuat digester kecil untuk menghasilkan biogas. Namun, dalam perkembangannya karena harga BBM semakin murah dan mudah diperoleh, pada tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa mulai ditinggalkan.

Jika era tahun 1950-an Eropa mulai meninggalkan biogas dan beralih ke BBM, hal sebaliknya justru terjadi di negara-negara berkembang seperti India dan Cina yang membutuhkan energi murah dan selalu tersedia. Cina menggunakan teknologi biogas dengan skala rumah tangga yang telah dimanfaatkan oleh hampir sepertiga rumah tangga di daerah pinggiran Cina. Perkembangan biogas di Cina bisa dikatakan mengalami perkembangan yang signifikan, pada tahun 1992 sekitar lima juta rumah tangga menggunakan instalasi biogas sehingga biogas menjadi bahan bakar utama sebagian penduduk Cina.

Seperti yang diungkapkan Prof Li Kangmin dan Dr Mae-Wan Ho, director of the The Institute of Science in Society, biogas merupakan jantung dari tumbuhnya eco-economi di Cina, namun beberapa kendala harus diselesaikan untuk meraih potensi yang lebih besar.

Perkembangan yang senada juga terjadi di India, tahun 1981 mulai dikembangkan instalasi biogas di India.India merupakan negara pelopor dalam penggunaan energi biogas di benua Asia dan pengguna energi biogas ini dilakukan sejak masih dijajah oleh  Inggris. India sudah membuat instalasi biogas sejak tahun 1900.Negara tersebut mempunyai lembaga khusus yang meneliti pemanfaatan limbah kotoran ternak yang disebut Agricultural Research Institute dan Gobar Gas Research Station. Data yang diperoleh menyebutkan bahwa pada tahun 1980 di seluruh india terdapat 36.000 instalasi gas bio yang menggunakan feses sapi sebagai bahan bakar. Teknik biogas yang digunakan sama dengan teknik biogas yang dikembangkan di Cina yaitu menggunakan model sumur tembok dan dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Tercatat sekitar tiga juta rumah tangga di India menggunakan instalasi biogas pada tahun 1999.

Menginjak abad ke 21 ketika sadar akan kebutuhan energi pengganti energi fosil, di berbagai negara mulai menggalangkan energi baru terbarukan, salah satunya biogas. Tak ketinggalan negara adidaya seperti Amerika Serikat menunjukkan perhatian khususnya bagi perkembangan biogas. Bahkan, Departemen Energi Amerika Serikat memberikan dana sebesar US$ 2,5 juta untuk perkembangan biogas di California.

B. proses pembuatan biogas

Komponen biogas yang paling penting adalah gas methan, selain itu juga gas-gas lain yang dihasilkan dalam ruangan yang disebut digester. Biogas yang dihasilkan oleh biodigester sebagian besar terdiri dari 54% – 70% metana (CH4), 27– 45% karbondioksida (CO2), 3%-5% nitrogen (N2),1%-0% hydrogen (H2),0,1% karbon monoksida (CO),0,1% oksigen (O2) dan sedikit hidrogen sulfida (H2S). Biogas dapat dihasilkan pada hari ke 4–5 sesudah biodigester terisi penuh, dan mencapai puncaknya pada hari ke 20–25. Akan tetapi perlu juga dipertimbangan ketinggian lokasi pembuatannya karena pada suhu dingin biasanya bakteri lambat berproses sehingga biogas yang dihasilkan mungkin lebih lama.

Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas:
·         Kelompok bakteri fermentatif, yaitu: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae,
·         Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Desulfovibrio,
·         Kelompok bakteri metana, yaitu Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus.
Sedangkan terkait dengan temperatur, secara umum ada 3 rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri, yaitu:
·         Psicrophilic (suhu 4o – 20o C), biasanya untuk Negara-negara subtropics atau beriklim dingin,
·         Mesophilic (suhu 20o – 40o C),
·         Thermophilic (suhu 40o – 60o C), hanya untuk men-digesti material, bukan untuk menghasilkan biogas.
Dengan demikian, untuk negara tropis seperti Indonesia, digunakan unheated digester (digester tanpa pemanasan) pada kondisi kondisi temperatur tanah 20°C – 30°C.
Berikut ini diagram fase-fase dalam pembentukan biogas


Atau











Berdasarkan fase fase yang terdapat pada gambar di atas bahwa senyawa organik atau molekul komplek di proses melalu hidrolisis untuk menghasilkan molekul sederhana seperti asam amino, asam lemak, gula, proses hidrolisis adalah proses mengkorversi biopolymer atau molekul kompleks yang tak terlarut. Kemudian seteh di hasilkan molekul sederhana dilanjutkan dengan acedogenesis yang akan menghasilkan H2,CO2, Acetic acid dan ini akan menghasilkan juga volatile fatty acids, proses acedogenesis ini adalah proses di mana proses mengkonversi molekul sederhana yang mudah terlarut. Dan proses yang terakhir adalah proses metogenesis yang akan menghasilkan CH4,CO2. Tahapan ini merupakan tahapan yang tidak fleksibel terhadap lingkungannya, dimana pada tahapan ini bakteri yang terlibat yaitu bakteri obligatif (tanpa oksigen). Bakteri yang terlibat pada proses ini juga sangat lambat pertumbuhannya serta sangat sensitive terhadap perubahan lingkungannya. Pada proses ini, bakteri hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan pH antara 6.5 dan 8.

Prinsip utama proses pembentukan biogas adalah pengumpulan kotoran ternak atau kotoran manusia ke dalam tangki plastik/pralon yang kedap udara, yang disebut dengan tanki digester. Di dalamnya kotoran-kotoran tersebut akan dicerna dan difermentasi oleh bakteri-bakteri seperti disebutkan di atas. Gas yang dihasilkan akan tertampung dalam digester. Terjadinya penumpukan produksi gas akan menimbulkan tekanan sehingga dari tekanan tersebut dapat disalurkan melalui pipa yang dipergunakan untuk keperluan bahan bakar atau pembangkit listrik. Gas tersebut sangat baik untuk pembakaran karena menghasilkan panas yang tinggi, tidak berbau, tidak berasap, dan api yang dihasilkan berwarna biru. Selain itu, pupuk kandang yang dihasilkan dari pembuangan bahan biogas ini akan menaikkan kandungan bahan organik sehingga menjadi pupuk kandang yang sangat baik dan siap pakai

  

A. Kesimpulan


1.    Ketelitian dalam menjaga suhu dan ph tetap berada di area yang sudah di tentukan agar produksi biogas berjalan dengan baik.
2.    Penggunaan suhu atau temperature baiknya pada suhu 25°C-40°C untuk menjaga keadaan bakteri.
3.    Yang menghasilkan bau pada produksi biogas di sebut dengan volatile fatty acids.
4.    Pemilihan bahan untuk digester lebih baiknya yang bagus menghantarkan suhu dengan baik.
5.    Untuk selalu memproduksi biogas dilakukanlah fidding atau pergantian limbah lama dan di ganti dengan limbah yang masih segar atau baru.

DAFTAR PUSTAKA




Cheng, J. 2010. Biomass to Renewable energy process. USA: CRC Press.




http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1123717100

http://foisger.blogspot.com/2011/06/definisi-biogas-secara-lengkap-dan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_alternatif



Selasa, 27 Mei 2014

PEMBUATAN GULA DARI BUAH KELAPA

 PENDAHULUAN
Tanaman kelapa termasuk dalam famili palmae. Dari niranya lazim digunakan berbagai keperluan terutama untuk gula. Ketimbang gula putih gula ini beraroma lebih sedap. Ada hidangan tertentu yang lebih lezat memakai gula kelapa daripada menggunakan gula biasa.

Nira diperoleh dari tandan bunga, sehingga bila kelapa menghasilkan nira, dia tidak lagi berikan buah. Pembuatan gula kelapa merupakan suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan petani, bahkan dengan menghasilkan gula kelapa pendapatannya dapat jauh lebih meningkat ketimbang bila menjual kelapa segar, bila harga kelapa/kopra lagi merosot di pasaran. Jenis gula kelapa berdasarkan bentuknya ada gula semut, gula petak dan gula tempurung. Proses pembuatannya hampir sama, hanya saja ada beberapa tambahan perlakuan guna menghasilkan produk tersebut.

MEMBUAT GULA KELAPA
A.     Pengolahan Gula Kelapa

1. Proses Pengambilan Nira Kelapa.
Pohon baru bisa disadap bila telah menghasilkan 3 tandan bunga yang baru membuka dan tandan yang termuda sudah mencapai 20 cm panjangnya. Pada kelapa dalam umumnya sekitar umur 8 tahun dan 4 tahun untuk kelapa hybrid, mahkota pohon perlu dibersihkan dari semua kotoran begitu pula alat-alat yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih, nira diperoleh dari tandan yang seludangnya belum mekar tangkai bunganya lalu dipukul pukul perlahan-lahan dan baru boleh disadap setelah 3 - 5 hari kemudian agar memudahkan keluarnya nira,mayang dipotong ujungnya ± 10 cm dengan pisau tajam,kira-kira seminggu kemudian niranya sudah akan keluar agar niranya tidak asam, kotorannya mengendap dan qulanya nanti berwarna kuning muda kedalam wadahnya perlu diberi 1 sendok makan kapur sirih atau larutan Na-bisulfit secukupnya (1 sendok Nabisulfit dalam 2 liter air). warna gula dapat ditentukan dengan pekat/tidaknya larutan ini, penyadapan dilakukan pagi sebelum pukul 08.00 dan sore setelah pukul 16.00, sebelum bumbung/wadah dipasang kembali guna penderesan berikutnya, mayang dipotong sedikit dengan sekali sentuhan agar bias melancarkan keluarnya nira, setiap mayang dapat diambil niranya selama ± 40 hari, pagi dan sore hari, nira yang baik bercirikan masih segar, rasa manis, harum, tidak berwarna dan derajat keasaman (pH)nya antara 6,0 - 7,0, nira yang jelek pHnya >6,0 dan bila digunakan, mutu gulanya akan ikut jelek.

2. Proses Pengolahan Nira Menjadi Gula Kelapa
Nira yang telah diperoleh disaring, selanjutnya dimasukkan kedalam wajan/panic, nira dimasak dengan panas yang konstan pakai bahan bakar kayu/seresah atau bahan bakar lainnya, lama pemasakan tergantung , seludang dibalut dengan tali dari ujung ke bagian pangkalnya agar tidak mekar, mayang tersebut di rundukkan parlahan-lahan hingga membentuk sudut 60° dengan garis vertikal dan diikat agar tetap pada posisi tersebut jumlah nira yang dimasak ± 15 menit sebelum gulanya masak diberi 1 cc santan (1 butir kelapa parutan dicampur 100 cc air), nira yang telah mengental diaduk cepat dengan arah memutar jika telah mengental dan berwarna kemerahan dituang kedalam cetakan. ± 10 menit kemudian cairannya sudah padat, berarti proses pembuatannya telah selesai. bila menggunakan tempurung kelapa, pada tahap pertama diisi ¾ bahannya terlebih dahulu, lalu didinginkan selama 15 merit, keluarkan dari cetakannya setelah mengeras, lalu tempelkan pada gula yang ada dicetakan lainnya, agar bentuk yang dihasilkan identik satu dengan yang lainnya agar tidak lengket satu sama lainnya, diantara gala-gala tersebut dialas daun pisang yang sudah tua serta kering, pengepakan dapat juga dilakukan memakai keranjang bambu dengan dilapisi daun pisang kering atau daun jati kering. Dengan cara pengepakan seperti ini gula dapat bertahan ± 1 bulan, ringkasan kegiatan pembuatan gula kelapa ini disajikan pada gambar berikut ini..

B.    Mutu Gula Kelapa

Mutu gula kelapa dibagi dalam :
1. Mutu Super, adalah gula kelapa yang keras dan berwarna cerah/ coklat
kekuning-kuningan.
2. Mutu A, adalah gula kelapa yang keras dan berwarna ke-coklat-coklatan
3. Mutu B, adalah gula kelapa yang agak lembek, berwarna coklat
kehitam-hitaman.






PENUTUP
A.     Kesimpulan
1. Tumbuhan kelapa bukan hanya buahnya saja yang bias di manfaatkan tetapi salah satunya iyalah bunga dari tanaman kelapa biasa di olah menjadi gula.
2.  Nira adalah hasil dari bunga tumbuhan kelapa sebagai bahan dasar gula.
3. Pengolahan nira atau gula kelapa menggunakan cara tradisional tanpa alat modern, tumbuhan kelapa siap untuk di ambil niranya sekitar 4 tahunan.

B.    Saran
1.  Pengolahan hasil dari tanaman dapat kita olah menjadi apa saja yang dapat bermanfaat bagi kitasalah satunya pengolahan bunga kelapa yang dapat menghasilkan nira yang dapat menjadi gula.
2.    Dalam bertani bukan hanya bisa tahu saja tetapi harus tahu juga dalam lapangan agar ilmu yang di dapat bisa di gunakan.



DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2004, Gula Kelapa, at internet: http://www.kawasan.or.id.
Budi Santoso, Hieronymus, 1993, Pembuatan Gula Kelapa, Kanisius: Yogyakarta.
Issoesetiyo, Totok Sudarto. 2001. Gula Kelapa Produk Industri Hilir Sepanjang Masa. Surabaya: Arkola.
Sudiyono, Armand, 2002, Pengantar Pemasaran Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.


Sumber:  Dinas Perkebunan Dati I Kalimantan Barat

SEJARAH DAN PROSES PEMBUATAN KERAMIK

SEJARAH KERAMIK


Keramik diperkirakan sudah tua umurnya, sebagaimana halnya sejarah keramik diberbagai belahan Dunia, seperti China, Jepang, Mesir, Yunani, Korea, Thailand, Peru, Philipina, Vietnam dan lain sebagainya. Di mana ketrampilan membuat keramik tersebut muncul dan tumbuh secara alami, ada yang tumbuh dalam waktu yang bersamaan tanpa adanya pengaruh hubungan kebudayaan satu dengan lainnya. Kepandaian membuat keramik dapat dikatakan setua manusia semenjak mengenal api dan dapat memanfaatkannya. 
Penemuan teknik membuat keramik atau pengetahuan mengenai sifat tanah liat yang mengeras setelah dibakar, diperoleh secara tidak sengaja oleh orang primitif pada zaman Pra-sejarah. Mayer menyatakan bahwa kebanyakan seni primitif dibuat dari kayu, batu dan tanah liat, yang diciptakan untuk beberapa tujuan relegi atau tujuan yang praktis (Mayer, 1969). Awal mulanya keramik dibuat cenderung sebagai “wadah”. Inspirasi pembuatan wadah tersebut berasal  dari pemanfaatan buah-buahan berkulit tebal seperti  labu, kelapa dan sebagainya, yang isinya dikeluarkan.
Namun mengenai keberadaan atau kepastian penggunaan keramik pertama kali, hingga kini belum terungkap secara pastiHanya saja berdasarkan perkiraan yang dilandasi data emperik dan komparasi dari hasil-hasil temuan penelitian yang dilaksanakan para ahli purbakaladiperkirakan keramik mulai dibuat dan digunakan sejak tahun 15.000 SM. Sebagai kebudayaan yang sangat tua yaitu sejak manusia mengenal api. Ada pula yang memperkirakan dimulai 12.000 SM. Vincent memperkirakan 10.000 SM dan 5.000 SM (Vincent A. Roy,  1969). Norton menyebutkan sekitar 4.500 SM sudah ada yang membuat pottery dengan baik (Norton, 1960). Ada juga yang memperkirakan 6.000 SM, lihat bentuk keramik masa Neolitik berikut ini  (Art A World History,1989).



JENIS DAN PROSES PEMBUATAN KERAMIK


Ada beberapa klasifikasi untuk membedakan jenis keramik, diantaranya adalah sebagai berikut :
Keramik yang mempunyai lapisan glazur ( glazed )
Ini adalah jenis keramik yang paling banyak di pasaran untuk aplikasi lantai maupun dinding. Lapisan glazur di aplikasikan dengan temperature tinggi sehingga menyatu dengan badan keramik. Lapisan ini lah yang membuat motif desain dan tekstur keramik. Lapisan glazur membuat keramik tahan air, tahan api dan mudah dibersihkan karena sangat padat dan tidak berpori. Merk-merk terkenal dari jenis ini adalah Roman, Platinum, Kia, Mulia,Ikad, Asia tile dll.
Keramik homogenious tanpa lapisan glazur ( unglazed )
Jenis keramik ini sekarang semakin trend dengan bermacam macam desain. Tidak ada lapisan apapun yang di aplikasikan pada keramik. Pencampuran bahan utama dan motif keramik dilakukan sejak awal sebelum pembentukan body sehingga ada kesatuan warna antara bagian permukaan dan belakang. Permukaan keramik mengkilat dengan cara di polish. Keramik jenis ini biasanya lebih tebal, keras dan lebih tinggi kekuatannya dari pada glazed ceramic. Cocok untuk tempat-tempat yang trafficknya tinggi. Merk-merk terkenal dari jenis ini adalah Ezzensa, Granito, Niro, impero dll. Ada beberapa jenis permukaan keramik baik yang memakai lapisan glazur ataupun tidak.
Mengkilat dan licin
Biasa dipakai untuk keramik dinding ataupun keramik lantai dalam ruangan. Tidak cocok untuk lantai yang sering terkena air atau area servis dengan loading yang tinggi karena biasanya tidak tahan goresan.
Doff / Matte
Cocok untuk berbagai macam aplikasi hanya tidak licin dan mengkilat. Biasa dipakai di rumah dengan desain minimalis. Lebih tahan terhadap goresan.
Bertekstur kasar
Cocok dipakai untuk lantai kamar mandi, carport atau ruang terbuka yang sering terkena panas dan hujan. Jenis keramik ini tidak licin walaupun terkena air.
Cutting edge
Permukaan keramik yang sangat siku pada keempat sisinya. Keramik jenis ini dipotong setelah proses pembakaran. Hampir semua homogenius tile memakai system ini sehingga nat yang dipakai bisa sangat tipis. Namun kini produsen keramik berglazur seperti roman dan platinum juga mengembangkan keramik cutting edge.  Dari segi harga pasti lebih mahal dari pada keramik yang bukan cutting.

Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan keterampilan tertentu dalam pengolahan maupun penanganannya. Membuat keramik berbeda  dengan membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang lainnya. 
1. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 – 100 mesh. Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger maupun mixer. Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress. Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
1.Pembentukan dengan teknik putar
Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
2.Pembentukan dengan teknik cetak
Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting:

·         Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti.
·         Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut.
·         Air yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada tahap 1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.

Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss).
1.Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000°C. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5.Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.




PENUTUP

Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga. Sebelumnya dalam pembuatan kramik kita sudah di kenal kan dengan berbagai jenis kramik yang sering di gunakan dalam kehidupan kita yaitu glazed dan ungazed, dimana tdi sudah di jelaskan dan di lihat dari struktus lapisannya. Kemudian kita baru masuk ke prosesnya, di mana utamanya kita ada pengolahan bahan dimana kita di sini menggabungkkan bahan untuk di jadikan kramik,kemudian di lanjudkan dengan membentuk kramik dengan berbagai cara yang ingin di lakukan seperti teknik putar, teknik cetak, teknik pijat dan masih banyak yang lain. Di proses ini lah hanya orang yang berkeahlian yang dapat membuatnya karna keahliannya kita di sini akan mempengaruhi bagus atau tidaknya kramik itu di bentuk, salah satu yang tampak nanti pada saat penjualannya agar bentuknya menarik orang pembeli. Seteh proses ini maka di lanjudkan degan proses pembakaran, bertujuan untuk mengurangi air yang ada didalam bahan keramik agar kramik menjadi keras, dalam menghias kramik untuk memikat pembeli biasanya setelah pembakaran di lajutkan dengan memberi warna dengan menggunakan pewarna oksida, kemudian setelah di warnai kemudian di celupkan kramik atau di semprot  dengan lapisan kaca, kemudian baru di bakar kembali, setelah itu di angkat dan di keringkan. Begitulah proses singkatnya dan ternyata membuat kramik itu tidak semudah yang di kita kira atau mudah.
REFERENSI

http://goesmul.blogspot.com/2012/02/sejarah-keramik.html
http://www.rumahide.com/jenis-keramik

http://mazgun.wordpress.com/2008/09/26/proses-pembuatan-keramik
http://artenergic.blogspot.com/2013/04/proses-pembuatan-keramik.html